Cara Budidaya Seledri
Seledri (Apium Graveolens L.) merupakan sayuran daun dan tanaman obat yang biasa digunakan sebagai bumbu masakan. Seledri sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu sebagai komponen pengobatan dan bumbu masakan.
Sebagai sayuran, daun, tangkai daun dan umbi-umbian dijadikan sebagai campuran sup. Daun juga digunakan sebagai salad, atau dipotong kecil-kecil dan ditaburkan di bakso, sup, bubur dan berbagai olahan lainnya.
Tanaman ini cukup laris di pasaran dan mempunyai nilai ekonomis tinggi. Selain itu, pasokan di pasar tradisional dan pasar modern tanaman ini juga masih kurang. Oleh karena itu, sebaiknya Anda mencoba budidaya seledri dan sebelumnya, sebaiknya Anda perhatikan cara budidaya tanaman seledri di bawah ini.
Syarat Tumbuh
Seledri merupakan tanaman dataran tinggi yang dapat tumbuh baik pada kisaran suhu 7 - 16° C. Tanah yang baik untuk areal penanamannya adalah yang subur dan gembur dengan pH 5,5 - 6,8. Karena memiliki system akar dangkal, seledri membutuhkan selalu tersedia air.
Persemaian
Seledri dikembangbiakkan dengan biji. Sebelum disemaikan, sebaiknya biji seledri direndam dalam air dengan suhu 50°C, tambahkan Hormonik 1 tutup botol dalam 2 liter air untuk merangsang perkecambahan. Benih-benih ini kemudian ditaburkan pada alur-alur dalam kotak atau bedeng persemaian. Jarak antar alur 2 cm dan dalamnya 0,5 cm. Alur lalu ditutup setipis mungkin dengan tanah agar mudah berkecambah.
Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dilakukan sebelum tanaman di persemaian dipindahkan ke lahan. Tanah dibajak atau dicangkul, kocor dengan 3 sendok makan SUPERNASA dalam 10 liter air, kemudian tambahkan pupuk kimia, yaitu Urea 435 kg/ha, TSP 400 kg/ha dan KCl 300 kg/ha. Setelah itu, tanah digemburkan, serta dibuat bedengan-bedengan. Lebar bedengan 1 m dan panjangnya disesuaikan dengan keadaan lahan. Bedengan-bedengan itu kemudian disiram dengan air secukupnya, lalu diamkan selama seminggu sehingga reaksi-reaksi di dalam tanah menjadi stabil.
Penanaman
Setelah berumur 2 minggu, bibit seledri sudah dapat dipindahkan ke bedengan yang telah disiapkan. Jarak tanam yang digunakan tergantung jenisnya, tetapi umumnya digunakan jarak tanam (20 x 20) cm.
Pemeliharaan
Gulma harus ditangani secara cepat dan tepat, terutama pada tanaman yang baru ditanam. Benih seledri yang di tanam secara langsung biasanya pertumbuhan kecambahnya begitu lambat kadang-kadang pertumbuhan awalnya tidak mampu bersaing dengan gulma. Setelah berdaun 3 atau lebih semprotkan POC Nasa dan Hormonik, dengan dosis 3 tutup POC Nasa dan 1 tutup Hormonik, dalam 12 - 15 liter air. Semprotkan 1 - 2 minggu sekali.
Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Hama dan penyakit tanaman yang menyerang tanaman seledri, antara lain lalat pengorok daun, bercak daun bakteri, busuk lunak bakteri, penyakit fusarium, penyakit hawarserkospora, hama tanaman, busuk akar dan berbagai virus lainnya. Pengendalian hama dilakukan tergantung pada hama. Hama dapat dihilangkan secara mekanik yaitu dicabut dan dibakar. Jika terpaksa harus menggunakan pestisida, gunakan jenis pestisida yang aman mudah terurai seperti pestisida biologi, pestisida nabati, atau pestisida piretroid sintetik.
Panen dan Pasca Panen
Tanaman seledri yang ditanam langsung tanpa melalui pembibitan dapat dipanen pada 160 - 180 hari, sementara seledri tumbuh dari benih biasanya dipanen pada 90 - 125 hari. Tanaman seledri biasanya dipanen ketika sebagian tanaman sudah mencapai tahap dianggap layak jual, akan tetapi ukurannya beragam. Penundaan panen dapat menyebabkan beberapa tanaman menjadi bergabus, sementara panen terlalu dini mengakibatkan setidaknya tangkai daun besar. Produksi seledri bisa mencapai 40 - 70 ton/ha.
Baca juga :
Cara Budidaya Labu Kabocha
Cara Budidaya Jamur Tiram
Cara Budidaya Buah Naga